Sampai-sampai bulan September hilang entah kemana, tanpa sebuah tulisan pun. Akh, saya kemana saja sih?
***
Disinilah saya sekarang. Diantara bangun pagi yang hampir selalu kesiangan dan pulang ke rumah tanpa pernah lagi melihat Matahari terbenam. Sekarang gantian, saya yang terbenam diantara kesibukan ~ cuih, entah sibuk karena apa. Malu rasanya, sibuk kok ya sibuk sama urusan duniawi 😐
Seolah2 waktu 24 jam sehari berlalu begitu saja. Makan siang yang terburu2, jalan terburu2, matiin komputer terburu2, beribadah terburu2, boxshow terburu2, ngapain lagi yang nggak terburu2? Saya merindukan sore yang yang bersahabat, yang anginnya menghempas rambut saya kian kemari. Saya kangen melihat Matahari terbenam di kala senja, dimana cahaya keemasannya bersatu padu dengan hangatnya kasih karuniaNya, menyapa kulit. Saya kangen wiken dimana saya bisa berleha-leha di rumah, melakukan apapun yang saya mau tanpa harus mikirin orang lain, atau terbang ke negara orang lain.
Saya tau , bahwa pada akhirnya nanti, saya nggak bisa jadi pekerja kantoran, jika hari2 yang saya lalui sama seperti sekarang. Nggak fair buat keluarga, buat orang2 yang saya sayang.
Makanya, di titik ini, saya ingin rem dulu. Nggak mau lagi mikirin jauh2 amat, keras2 amat. This is time for me to slow down. No pressure. No hurry. No squeezing. No rushing. No tiredness.
Sudah bosen banget rasanya setiap kali ditanya, “Apa kabar?”, dan menjawab “Sibuk”.