Monthly Archives: May 2011

Kadang, Dia menjawab “Tidak”

Baru seminggu yang lalu rasanya, saya bilang sama Dia kalau hati saya capek. Kecewa dan harus mulai dari nol lagi. Proses yang selama ini saya lalui, buat apa? Pahit manis yang saya sudah jalani, harus dibuang kemana? Saya nggak bisa dengan semena2 menyuruh bagian neuron yang masih berpikiran tentang “itu” untuk hilang demikian saja.

Nggak berapa lama kemudian, seorang teman kirim pesan ke BBM saya. Katanya dia sedih, karena aplikasi beasiswa ke Jepangnya ditolak. Entah angin darimana kemudian saya bales pesannya “Dont Give Up“. Lantas saya seperti diingatkan sendiri, “Echi.. Echi.. ngomong ke orang lain gampang, lha kamu sendiri piye”

 

Hahaha. Lucunya hidup ini. Melakukan tentu tidak semudah bicara. Baiklah, saya akan mulai lagi. Mari saudari Jukie, kita mulai lagi 🙂

 

Bayangkan saja kalau dalam 1 keluarga, kalau seorang Ayah memenuhi semua keinginan anak2nya yang bermacam2.Chaos. Kacau. Di bagian ini, Ayah tau apa yang terbaik buat anak2nya. Makanya, kadang dia bilang “tidak”. Karena untuk sementara waktu, sebuah “tidak” adalah yang terbaik. Ketika suatu waktu, Ayah merasa si anak udah pantas menerima hal yang dimintanya, dan itu sejalan dengan keinginan si Ayah untuk memberikan yang terbaik buat anaknya, saat itu pula dia akan bilang “Ya”. Tapi, untuk menuju kesana, nggak ada jaminan kita akan menerima sebuah “Ya” sesudah sebuah “Tidak”. Kita mungkin harus melalui ribuan “Tidak”. Pilih kasih kah ini namanya? Tidak adil kah ini namanya? Jangan berpikiran gitu ah. Yuk kita anggap aja ini, sebagai “Bentuk Cinta”. Karena Dia beneran tau, kapan waktunya bilang “Ya”, dan kapan waktunya bilang “Tidak” 😉

So, a “NO” or even Thousands of “NOs”  shouldn’t stop us from believing, for our lives are on Good Hands 😉