Pukul 9:45 malam dan saya tiba di bandara Changi. Dengan koper mini di tangan kanan, laptop di tangan kiri dan tas kecil berisi pasport dan dompet di pundak kanan. Bajunya biasa aja, bukan kebaya tentu saja :p
Uncle penjaga taxi stand kemudian mempersilahkan saya masuk ke taxi, nggak lama sesudah ngantri. Duduk dengan damai di jok belakang, saya pandangi Singapore dari dalam jendela.
“Hello, Singapore”, saya berseru dalam hati, serasa mendengarkan alunan Heartstrings-nya Secreet Garden, soundtrack khusus setiap kali saya pulang dari manapun menuju Singapore.
Ini tentu saja ini bukan kali pertama saya menginjakkan kaki di negeri Singa. But I’ve always been trying to stick to the mindset that every time I come back to Singapore: from leisure, from vacation, from leave outside Singapore, I’ll behave like this is my first time to land in here. Seperti honeymoon lagi. Seperti pertama kalinya takjub dengan gembira begitu landed disini. Seperti mengalami perasaan terpesona lagi akan uniknya Singapore : semua yang terorganisir dengan sempurna, Singlish, Kopitiam, Singapore Flyer, gedung beratap mirip perahu dan MRT.
Mungkin buat yang baca ini, ngerasa aneh ya. Lha wong kerja di Singapore kok setiap balik ke Singapore dianggepnya honey-moon. Ini bukan tanpa alasan. Begini. Assignment saya di Singapore sekarang adalah untuk kerja. Jika keluar Singapore berarti lagi leave, atau kerja dari rumah, atau mungkin lagi liburan. Maka dari itu, jika saya balik dari negara lain ke Singapore, berarti saya harus kembali ke dunia kerja. Balik ke kantor, menuju pergulatan dunia marketing sebuah perusahaan consumer goods yang-nggak-menjamin-kalau-hari-hari-saya-di-kantor-akan-selalu-menyenangkan-dan-lancar-sentausa. Dimana-mana juga yang namanya kerja kebanyakan sama : tekanan sana sini, presentasi gak berhenti2, klien dengan request warna warni, laporan, dan Ms. Project, dan Ms. Word, dan Ms. Excel serta sejuta aplikasi komputer lainnya. Melelahkan bukan? Kembali ke Singapore itu seperti orang2 kembali ke Hari Senin.
Tapi saya mau, setiap kembali ke Singapore adalah “momen pertama kali”. Dimana excitement sedang menggebunya, energi pada tingkat maksimumnya, dan semangat pada tingkat tertingginya. Sehingga kembali kesini, adalah kembali ke kerjaan dengan full amunisi. Seperti seorang turis yang harus eksplor dan implor untuk menemukan tempat2 yang menarik dan pengalaman unik. Well, seenggaknya sampai saya di-assign ke negara lain sama Tuhan, harus baik2 dulu berhubungan sama Singapore :p
Jadi yaaa, judul “Honeymoon Forever” ini memang nggambarin perasaan “honeymoon again that I am back to work”, bukan Honeymoon yang lain2, hahaha. So, buat yang kerja di Singapore juga, mau ikutan honeymoon forever juga? Mungkin bisa memulai dengan dengerin Heartstrings di perjalanan taksi airport ke rumah 😉
Proud of you, Echi.. Semoga semangatnya menular ke semua orang! 🙂
Terimakasih Ibu Nino :9
[…] ingat dulu ketika masih bekerja di Singapore, saya mengungkapkan perihal begitu terobsesinya saya dengan sebuah alunan musik – Heartstrings….Sampai-sampai saya selalu menjadikannya ‘soundtrack’ setiap kali kembali ke Singapore, […]