Resonansi

Katakanlah kamu merindukannya.
Lama memendam hasrat, dan ingin segera berlari memeluknya.

Dan ketika retinamu menangkap sosoknya, degup itu kencang terdengar.
Pun walau itu hanya di dalam mimpi.
Pun ketika jarak menjadi konstrain yang membuat semuanya berbatas.
Sementara aku jadi geli sendiri.
Bagaimana kamu membaca pikiranku.
Bagaimana kamu duluan mengungkapkan sesuatu yang tadi ingin aku ucapkan lebih dulu.
Hei, adakah hati kita telah beresonansi? 🙂

6 thoughts on “Resonansi

  1. edoy says:

    aku juga suka geli sendiri…
    tapi chiciw bener.

    rasanya resonansi adalah penjelasan yang baik atas semua ini…

    hayuk atuh qta terus bergetar bersama… dan berirama ^^

  2. aaSlamDunk says:

    mba yessi ada award nih diambil yaaward

  3. acilo says:

    lagi selancar malem2, eh ada puisi yg romantis 😀

    mungkinkah ini terjadi seperti halnya antena dan radio yang memancar dan menangkap gelombang energi yang sama? wah dibahas di pernik ilmu cocok..? :p

  4. Rani! says:

    sweet 🙂

  5. jayh says:

    Nice bog and content, blog walking..

  6. harry says:

    misi mas mba numpang lewat (blog walking)

Leave a Reply