Tidak Menginginkan Cinta

Pertama kali aku mencintaimu adalah kali pertama aku juga menyerahkanmu. Aku rela. Tanpa kata pembuka dan penutup. Aku rela. Titik.

Aku menyebutnya akhir khayalan. Sebuah ujung atas penantian yang panjang, atas hal-hal yang selama ini memenuhi pikiran kita berdua.

Kamu hadir kembali ketika hidup sedang menawarkan bagian terbaiknya padaku. Dengan segala jawaban yang membuatku tidak akan bertanya lagi, sehingga tidak ada yang bisa membuatku berhenti, aku bilang cinta ya cinta.

Kemudian sentuhan itu hadir kembali.
Senyuman itu ada lagi. Kamu ada lagi.

Aku tidak terlanjur merasa nyaman dengan apa yang aku miliki. Tapi kamu datang disaat yang tidak beririsan dengan jalanku, saat mencintainya adalah kebutuhan buatku.

10 thoughts on “Tidak Menginginkan Cinta

  1. Uchan says:

    Ini berhubungan sama orang ketiga kah? 😀

  2. Anonymous says:

    apa ini, ngga ngerti

  3. raie says:

    haduh sensitif deh sama tema cinta ini

  4. dEa.dEa.dEa says:

    ambigu chi,,
    penasaran..hehe!

    eniwei, aku link blog mu yaa…
    thx in advance..:)

  5. puty says:

    gak ngerti ah chi 😛

  6. Sigit says:

    lah… perasaan dah pernah baca di fesbuk. Ada apa dg dirimu?

    Ray: kasian deh lo ray…

  7. Yessi Pratiwi Surya Budhi says:

    @ Uchan : Well… May! Maybe yes, maybe not 😀
    @ Anonymous : justru saya juga nggak ngerti mengapa bisa terjadi seperti ini :p
    @ Raie : hahahaha… Reii.. Reii.. kalo temanya di blog sendiri OK2 aja ya :p

  8. Yessi Pratiwi Surya Budhi says:

    @ Dea : apa sih yang nggak ambigu di dunia ini? Mangga di link saja..
    @ Puty : anak ketjil mah nggak akan ngerti :p
    @ Sigit : hihihi

  9. zen says:

    errrr…. cm ingin komen, itu kata “disaat” di paragraf terakhir kayaknya lbh cakep kalo ditulis “di saat” deh….

    *kaburrrr….*

  10. Yessi Pratiwi Surya Budhi says:

    Ahaaa! bener juga. tapi biarin aja ah.

    Mari bicarakan masa depan saja. Yang lalu biarlah berlalu :p

Leave a Reply