Kemudian, disinilah saya berada sekarang. Kembali ke hingar bingarnya kendaraan di panasnya Jakarta. Genap 7 bulan sudah saya resign dari perusahaan tempat saya bekerja kmrn. Banyak diantara teman2 yang bertanya,
Kenapa ditinggalkan? Bekerja di Singapore dengan gaji dolar, di perusahaan besar pula.
Sayang sekali, kata mereka. Sayang sekali, seperti biasa saya tidak begitu mendengarkan apa kata orang lain, keras kepala seperti biasa. Jadi, inilah kata saya.
***
Juni-December 2012
Bulan Juni akad nikah, berselang dengan resepsi pernikahan di bulan Juli 2012. Sampai sekarang saya masih mengira2 bagaimana rasanya menjadi pasangan suami istri baru. Yang tinggal serumah, yang merenda kasih dan kebersamaan sejak hari H pernikahan.
Sejuta imaji tentang indahnya menjadi pengantin baru serasa buyar oleh kenyataan bahwa saya hidup dan bekerja di Singapore, sementara Ai-panggilan suami-tinggal dan menetap di Jakarta. Ai tidak bisa pindah, selain karena rencana beasiswa sekolahnya di Singapore tidak sesuai dengan yg diharapkan, juga karena Ai baru saja mendirikan perusahaan konsultan infrastrukturnya, dimana posisi Ai tidak memungkinkan remote handling dari Singapore. 6 bulan pertama tentu saja terasa berat. Ada sesak dan sedih yang tak terlukiskan setiap kali saya atau dia harus melambaikan tangan di bandara, mengucapkan selamat tinggal, sampai bertemu lagi.
Percakapan di kantor soal kemungkinan transfer ke kantor Jakarta pun serasa mengambang. Hari-hari saya pun terasa semakin berat dengan pergantian reporting boss 2x dalam 5 bulan. Bekerja dengan bos yang sulit sepertinya sudah jadi makanan sehari2 tapi bos terakhir benar2 membuat hidup saya susah. Semua juga pasti setuju kalau hidup di kantor dimana bos merasa saingan sama subordinate nya itu aneh dan nggak banget, nggak perlu dibelain. Cukup menambah 1 lagi alasan saya untuk resign tanpa pikir lama, selain memang keinginan untuk tinggal bareng suami yang mendesak.
Bulan Juni 2012 saya pindah ke Singapore dari Vietnam, Oktober 2012 saya mengajukan resign, dengan perjanjian last day of service harus di 31 December 2012, dengan alasan bahwa manajer saya masih baru dan beberapa on-going projects benar2 bertumpu pada saya.
Ai menjemput saya ke Singapore untuk yang terakhir kalinya. Dengan tekad bulat saya tinggalkan Singapore. Sedih meninggalkan perusahaan yang sudah menjadi tempat saya menopang hidup selama 3,5 tahun, pasti. Sedihnya mengucapkan selamat tinggal pada sahabat2, teman2 kantor yang sudah menjadi bagian hidup saya, tak terungkapkan. Saya punya beberapa sahabat terbaik yg menemani saya menjalani hari2 dikantor, makan siang bareng, menghibur diri bareng di akhir pekan, atau sekedar sharing cerita dan gosip tentang countries yang kami handle dan tak lepas tentunya, bos2 kami. Ketir2 airmata menetes saat saya menarik koper, memasuki lift turun menuju lobby, dan mengucapkan selamat tinggal untuk yang terakhir kalinya sambil melihat gedung Mapletree Business City ke belakang, dari taksi yang membawa saya menuju bandara. Serasa ada yang hilang saat itu juga. Tapi juga ada lega yang tak terkira, membayangkan 1 hal yang mengganjal baru saja terselesaikan.
Untuk kembali ke ruwetnya masalah2 macet, bising, banjir, dll yang Jakarta tawarkan tapi saya tidak keberatan.
Karena cinta saya ada disini. Lifetime partner saya ada disini, dan saya ingin segera menunaikan kewajiban dan peran saya sbg seorang pendamping yang menyertai suaminya. Biarpun terlambat 6 bulan, akhirnya saya juga merasakan memiliki soulmate yang tinggal serumah, bukan yang dijemput di bandara lalu terpisah di bandara lagi π
PS. Foto2 diatas adalah foto bersahaja rumah sekarangΒ π
Senang membaca kisah ini π
Semoga pilihan ini yang terbaik buat Yessi dan keluarga.
Selamat menjadi istri yang baik dan ibu yang baik pula nantinya.
Terimakasih banyak Pak Noer, Amin. Kemarin belum sempat farewell an nih π
How smart are you Yes!
Sejak SD pun sense of “Special” itu selalu ada melekat denganmu π
Semangat Yess!
Nalaaaa… gombal juga! :-p Kita semua special Nala π
hai, yessi..seneng baca blognya lagi. great decision, you smart girl. sukses selalu dan selamat menempuh hidup bahagiaa. salam π
Wulan, terimakasih banyak bwt doanya. Semoga memang ini keputusan terbaik π Salam juga buat Wulan sekeluarga π