Salah satu project saya sedang berada di bawah tekanan network. Saya selaku project leader di-push untuk launch secepat mungkin, karena dari business perspective, the sooner the better. OK deh, saya menyanggupi waktu itu.
Konsekuensinya, banyak key tasks yang harus di cutshort. Seluruh core team (supply chain, R&D, planner, packaging, finance, trade category), benar2 harus standby. Begitu ada issue, harus langsung ada jawaban. Delay must not exist in our network vocabulary. Kalau biasanya dalam gant chart project ada earliest estimate dan normal estimate, kali ini saya benar2 gunning menuju earliest network estimate. Period. Push, push, push, tugas saya supaya semua berjalan tepat waktu. Ibarat pelari marathon, kali ini kita semua harus berlari terus sampai finished line.
Untuk product yang akan saya launch ini, saya harus mengirimkan packaging artwork ke tim regional. Jadi, ways of workingnya begini : Tim marketing regional SEA mengirimkan master artwork. Nah, master artwork inilah yang diadaptasi oleh negara2 seperti Indonesia, Vietnam, Thailand, Filipine, dll. Saya juga adaptasi untuk Vietnam dong. Yang diadaptasi apa saja? Semua elemen artwork, termasuk copy bahasa, simbol, logo, dan semua rupa2 konten yang ada di master artwork. Jumat kemarin, semua artwork yg sudah diadaptasi sudah harus dikirimkan ke tim regional. Mereka akan meng-upload artwork ini di suatu pusat sistem, yang terhubung ke negara2, dan selanjutnya terhubung ke pabrik. Nah, setelah artwork ini di upload, factory akan mulai melakukan packaging print out trial nya, dimana marketing akan datang ke pabrik untuk melakukan approval. Jika semuanya OK, maka packaging material is good to go for mass production. Mass production ini akan berlangsung selama beberapa waktu, sebelum kemudian produk akan listing pasar dan nyampe di toko2.
Nah, di kantor, ada tim desainer khusus yang mengerjakan artwork. Jumat kemarin saya pun mendedikasikan waktu saya untuk menemani si desainer melakukan adaptasi artwork. Mengontrol setiap dimensi di technical drawing sudah tergambarkan dengan sempurna, dengan barcode yang tidak bisa slipped 1 nomer pun. Nah, untuk produk pasta gigi, ada 3 jenis packaging artwork yang perlu dipersiapkan : tube, carton, dan outer case. Jadi, sesudah pasta gigi diisikan ke dalam tube, tube nya akan dikemas lagi dalam kotak kemasan yang kita lihat di toko2. Nah, kemasan ini akan dikemas lagi ke dalam kardus2 besar yang diantarkan ke supermarket dan distributor2. Salah sedikit, ulang lagi dari awal. Sepenuh hati pun saya bolak balik menuju meja beliau memastikan artwork akan selesai hari itu juga, sementara saya bekerja dari meja saya juga.
Namun, takdir ternyata berkata lain. Hahaha. Jumat itu si desainer overloaded. Begitu banyak desain yang dia harus handle sendirian, sementara tim dari brand lain sudah menghujaninya dengan permintaan yang berbeda2. Hingga jam 6 sore, dia kemudian bilang kalau dia kecapean. Dia sudah menyelesaikan desain untuk outer case dan carton, sementara tube artwork nya belum bisa kelar. Saya pun melihatnya dengan pilu; matanya sudah merah dan memang tampak kecapean. Akhirnya sambil mengucapkan terimakasih, saya bilang,
“It’s alright chi. We’ll share these carton and outer case artworks first to the regional team, and let’s finish the tube one next Monday”.
Dia tampak lega. Kami pun pulang. Tapi saya merasa tidak puas, karena merasa ada hal yang belum saya deliver ke regional team. Serasa punya hutang.
Kemudian, pagi ini saya kembali ke kantor. Tentunya dengan harapan bahwa tube artwork akan selesai hari ini. Setibanya saya dikantor, telepon di meja saya berdering berulang2. Rupanya internal R&D team sedang heboh. Hebohnya cukup penting, haruskah Unilever membeli mesin dengan nozzle berdiameter 35 mm, atau 38 mm? Saya pun bergegas memverifikasi, concern apa yang harus dipertimbangkan untuk memilih di nozzle ini? Apakah nozzle diameter bergantung kepada technology packaging material, atau produk (manufacturing technology pasta giginya) ? Akhirnya sesudah verifikasi sana sini, diputuskanlah bahwa diameter nozzle untuk tube berubah. Yang berarti, dimensi artwork berubah. Yang artinya lagi : I thank God kemarin kita belum menyelesaikan tube artwork. Karena kalau iya, begitu painful nya untuk mengulang proses dari awal lagi. Artwork yang sudah selesai dan melalui proses approval panjang, harus dicancel lagi, dan re-uploaded lagi, dan re-checked lagi.
Sampai disini, saya makin percaya kalau campur tangan Tuhan dalam hal2 kecil dalam hidup kita kadang bisa kita rasa dari hal2 kecil sekalipun. Dia begitu baik ya 🙂