Saya menghela nafas panjang, di akhir telepon. Dengan mata berkaca2 yang saya sembunyikan dengan pura2 memandang hujan dari balik kaca. Untung kantor sudah sepi. Untung hari sudah gelap.
“Jika perlakuan seperti ini yang harus aku terima agar aku tertempa kokoh seperti baja, aku kuat, Tuhan. Karena aku hanya ingin bekerja buatMu bukan cuma buat dia. Karena yang aku liat adalah air tenang mengalir bukan amarah yang bergejolak. Sehingga perlakuannya cuma bisa membuat aku mengeluarkan bulir2 air mata yang pun akan hilang sekejap, bukan putus asa di hadapanMu. Dan lagi, aku akan pulang malam ini. Pulang ke rumah dan padaMu. Agar tumpah semua, dan Engkau yang mengganti semua yang hilang dengan damai dan kasih”.
Bergerak kemudian saya packing laptop, notebook, dan tas. Menerobos hujan dan mencegat taksi. Ah, aku butuh peluk.
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu…”
Yohanes 14 : 27
Semangat!! 🙂
Yessi, hugs and big support from indonesia…Take a break for a while. after that, heads up and Rock it out 🙂
Yesssiiiiiii…*HUG
Jiayou!!!! aku jg lagi kerja nih di rumah 🙁
Oh… cup…cup..cup’
Hug?
I want to but not today or the days before, because when I hugs you, You have to be leave the universe. ^_^
Just feel the wind, enjoy the sunrise, and praise the sky and dance with the rain. . . Those might be better . . .
and remember to finish your job, that’s the reason why I put you there . . . ^_^
———–
“The difficult matter is to combine earthly things with gospel / God doctrines for a harmony” ( Pahompoe ni Radja Napogos )
Did You try to combine them ? ^_^
kemari lah echi…