Daily Archives: April 23, 2011

Nurut, sama yang Dia mau

Ada beberapa moment dalam hidup, dimana saya bener2 nggak tau, bingung, clueless, harus berbuat apa. Seperti ketika berada di persimpangan jalan, dan saya harus memilih jalan mana yang saya akan ambil. Seperti sekarang ini. Keputusan harus saya ambil malam ini, dan saya nggak tau harus melakukan apa. Saya butuh jawaban “Ya” atau “Nggak”.

Tentu, karena Bumi berotasi dan berevolusi membawa tanggal, jam, menit, dan detik yang baru,  yang nggak sama dengan yang lalu, hidup saya pun nggak bisa di-undo. Keputusan yang saya ambil sekarang juga akan menentukan apa yang terjadi di path saya selanjutnya.

Kalau saya memilih untuk bangun jam 9, sementara jam masuk kantor jam 9:30, saya tau harus menanggung resiko telat > harus naik taksi > bayar lebih buat taksi > makan siang nggak bisa yang mahal supaya kantong tetap balanced, misalnya. Satu hal, satu tindakan, satu keputusan, mengandung konsekuensi sekuensial normatif, baik yang saya bisa cegah untuk terjadi, maupun yang saya cuma bisa minimalisir resikonya.

Contoh lain, kalau saya putuskan untuk pacaran sama si X, misalnya. Berarti ada bagian dari rencana masa depan saya yang bakalan berubah karena sekarang saya memilih X. Memilih X berarti > kemungkinan untuk saya menikahi orang lain tertutup > belajar mencintai X seperti layaknya hubungan “courtship” yang seharusnya > meniti rencana masa depan bersama X, dan sebagainya, dan seterusnya.

Kerap kali, yang terjadi dalam hidup saya adalah jika X maka Y. Saya selalu berpikir konsekuensial. Jika saya mengambil keputusan  XXXX, maka akan terjadi YYYY.

Kemudian saya sadari, semua faktor Y yang ternyata adalah dominansi pikiran belaka. Hari ini, saya seperti disadarkan kembali, dibalik semua pikiran soal apa yang bakalan terjadi di hari depan, yang lebih penting kemudian adalah mengerti, “Mengapa X”.

Jika pernyataan-pertanyaan diatas di-reverse back :

 Jika saya mengambil keputusan X, saya akan menghadapi Y << Mengapa mengambil keputusan X?

Tentu saja, tidak semua hal bisa diselesaikan dengan alur seperti ini. Tidak semua masalah akan selesai. Tapi di sela 1001 masalah yang kita hadapi, ada baiknya, sebelum kita ambil 1 keputusan, kita merunut balik, kenapa kita ambil satu keputusan tersebut, tidak semena-mena menimbang plus minus konsekuensinya. Pastinya, hitung2an plus minus ini bakalan selalu ada. Tapi yang nggak kalah penting adalah, untuk kembali bertanya, inikah benar, yang kita maui?

Seharian saya nggak keluar rumah. Setelah doa berhari-hari menanti kepastian. Seharian saya bertanya sama Dia, bertanya sama diri sendiri, hati saya. Inikah yang saya mau? Dan saya surprised sendiri dengan jawaban yang hati saya bisikkan.

Hati sudah berkata “Ya”, maka konsekuensi apapun akan saya jalani. Saya nurut, sama yang Dia mau. Dan menyerahkan semua, selebihnya, konsekuensi selanjutnya, sama Dia juga. You’re helping me, right, God? 😉

Ah, biarkan saya mempersembahkan lagu Dawn of A New Century kepada teman-teman sekalian! Pertanda suka cita, untuk semua perubahan yang terjadi, untuk semua hal yang hadir dalam hidup kita, sebagai konsekuensi dari keputusan yang kita ambil sekarang! And this time, please excuse myself for using my own photograph as the main character. I packed up and wont carry any more luggage of my past! 😉