Pukul 23:42 di hari Natal tanggal 25 Desember 2010, dan saya masih di bus stop, menunggu bus yang akan mengantarkan saya ke rumah. Saya, di negeri orang, di tengah hujan deras, cuman bermodalkan selembar pakaian hijau tipis. Kedingingan. Diantara orang yang berlalu lalang seperti berebutan ingin sampai dirumah duluan. Brrrr.. mengggigil.
Tidak berapa lama kemudian, bus datang. Berhasil duduk di bangku belakang Mr. Driver, saya buka iTunes, dan pasang earphone. Oalah, kok lha bisa tenan lagunya langsung ‘Selamat Ulang Tahun” nya Dewi Lestari. Saya melirik jam lagi. Jam 23:48. Dua belas menit lagi menuju ulang tahun saya.
Sepanjang perjalanan, saya merenung. Saya bertanya kepada diri saya sendiri, jika saya ditanya suatu hal, apakah yang paling saya inginkan di usia baru ini? Saya pun bergumam dalam hati, “Saya berdoa, saat malam berganti menjadi pagi setiap hari, saya semakin cinta sama Tuhan”. Saya iyakan dalam hati. Saya ulangi lagi, terpatri di hati dan pikiran, biar tanpa materai dan tanda tangan 😉
Sip, saya pun keluar bus, dan harus jalan menyusuri blok2 HDB lain untuk menghindarkan hujan. Lalu saya melihat seekor kucing yang lagi diem di sebuah pojok lantai beralas karton, tapi sebagian kartonnya basah. Naluri kewanitaan saya bilang, pasti dingin sekali, karena kartonnya basah dan dia masih kena cipratan air hujan. Jadi saja saya bermaksud mindahin itu kucing ke tempat yang lebih hangat. Eh, pas saya elus-elus kucingnya malah keenakan menggeliat. Dasar saya nggak bisa melihat adegan enak, saya ambil iPhone dan merekam adegan saya membelai-belai si kucing. Tiba2.. Srrrkkk!!! Darah segar pun mengalir dari tangan saya. Saya kena cakar 🙁
Dan saya melihat jam. Hanya beberapa menit sesudah ulangtahun saya. Oke. Saya rasa saya mengerti. Tuhan ingin mengingatkan saya lagi agar lebih ikhlas. Nah, sampai pada extent itu, mungkin tujuan saya membelai2 si kucing jadi ke-distorsi, tidak purely karena mau membelai tapi saya membelai si kucing karena pengen ngerekam beliau yang keenakan selama dibelai belai dan meanwhile tangan saya yang satu lagi merekam.
Sebut saja saya bodoh, memang mungkin iya. Tapi saya berterimakasih untuk peringatan ini. Saya pun berjanji, di usia baru ini, saya akan berusaha mencintai Allah dengan ikhlas. Happy Birthday to me! 🙂
kirain tadi “pra-melahirkan”. hihihihi…
Hadooh 😐
dasar warga republik #halusinasi :p
Ikhlas tidak ya? berhubung ilmu ikhlas ada pada tataran tertinggi dari ketaan ciptaan Tuhan (termasuk Rasul) jadi ikhlas tidak ya? mah tidak usah dipikir, lakukan segalanya dengan senang dan ringankan beban orang lain 🙂
Aha! Lebih baik lagi kalau y dilakukan dengan senang hati bermanfaat buat org lain si 🙂
Happy birthday Echi! Happy life. Happy ikhlas 😀
Will keep trying, Pak Koen! 🙂