Daily Archives: August 28, 2009

Bagian Ini Disebut : Bahagia

Kemudian Edo nggak pernah lupa mengingatkan agar selalu memilih untuk bahagia di situasi apapun; saat tertindas, tertekan, sedih, dizolimi, disakiti,
bahkan saat kita tidak punya pilihan lain.

***

23 April 2009. Adalah pertama kali saya menerima email dari milis Siaware tentang Unilever Future Leader Program (UFLP), dari Teh Deasy. Nggak tau kenapa, jantung saya berdebar sangat kencang, apakah ini de javu? Saya pun mengisi form lamaran. Submitted, 26 April!

4 Mei 2009, Bu Joyce dari Unilever menelepon. Katanya, besok akan mengadakan phone screening–interview awal via telepon–beliau bertanya, jam berapa saya available untuk ditelepon, dan menyarankan saya agar memilih tempat yang kondusif saat ditelepon. Saya rada bingung. Tempat paling kondusif harusnya adalah kos. Tapi pemilik kos sedang membangun satu lagi gedung kosan di depan kosan yang sekarang dan jangan tanya bagaimana berisiknya mesin2 konstruksi. Masalah lain juga muncul karena banyak pihak yang mengeluhkan sering tidak mendengar suara saya dengan jelas di telepon, oh well, mungkin HP saya memang butut 😛

Akhirnya, di hari H, saya minta tolong ke mandor dan para tukang untuk mematikan sementara mesin2 pertukangan dan pinjam HP Redha untuk menerima telepon. Tik tok, tik tok, ternyata screeningnya berlangsung lebih dari sejam. Para tukang pun bingung kenapa aba2 untuk menyalakan mesin lagi belum muncul2, Redha pun udah bolak balik lewat dari depan kamar, apakah saya udah selesai screeningnya. Saya ngobrol dari telinga kiri-telinga kanan-telinga kiri lagi-panas. Menyesal kenapa nggak pinjem earphone 🙁 Dan menunggu kabar dengan sepenuh hati.

9 Mei 2009. Nggak sampe seminggu sejak phone screening, ada email dari Unilever! Berdebar-debar lagi, hahaha. Alhamdulillah, ternyata saya lolos, dan diundang untuk Aptitude Test. Baiklah, ternyata saya diundang untuk psikotest di psikolog yang sama dgn tahun lalu. Sama seperti tahun lalu, Edo tetap mengantar dan memberi semangat 🙂 Kali ini saya lebih nyantai, biarpun tes panik tetap ada–Jangan tanya saya tes paniknya seperti apa 😛 Psikotest kali ini rada berbeda sama tahun lalu, ada Focus Group Discussion juga, semua ngotot ngomong, cuma 10 menit, cas cis cus, ide-ide bertabrakan dan saling debat di udara. Habis FGD, psikolognya mewawancarai masing2 peserta, was really a hard battle. Pertanyaan yang paling saya ingat, Ibu psikolognya bertanya kepada saya,

“Why do you think you’ll be suitable for marketing position in Unilever?”
Saya jawab,
“I think this is the perfect time for me to be a marketer of products that I use every single day, we’ve been intimately linked”

Wkwkwk, what a gombal words, dan saya menemukan ibu psikolognya tertawa ngakak 😛

22 Mei 2009, saya kembali menerima email. Dag dig dug serrr baca doa dulu sebelum emailnya dibuka 😛 Alhamdulillah psikotesnya lolos, diundang untuk mengikuti Assessment Centre di Mega Mendung, Bogor. Bogor? Saya takut kedinginan dimana kedinginan akan membuat ngantuk, plus ide-ide nggak keluar, hehehe. Saya Googling, seperti apa sih tempatnya. Di Google saya menemukan tempatnya kayak villa plus kolam renang, saya malah membayangkan tesnya akan seperti leadership training, nginep, sambil tes sambil liburan sambil bermain, hihihi.

25 Mei 2009. Berangkat jam 6.00 pagi dari Graha Unilever, saya sempat kikuk. Woow, kandidat lain sudah berkumpul disana. Dan mereka tampak hebat! Saya teringat pesan Bapak, dulu saat saya ikutan Lomba Cerdas Cermat. Katanya,

Saat kamu akan bertanding dan mengincar 1 posisi yang sama dengan orang banyak, jangan kira lawanmu itu tidak grogi. Mereka juga grogi, mereka juga takut. Bahkan bisa jadi lebih takut dari kamu. Mereka hanya menyembunyikan ketakutannya.

Edo pun berpetuah,

‘Daripada musuhan sama lawan, mending kenalin lawan”

Ayo berkenalan! Ayo berteman! Ayo kita ngobrol dan menghilangkan kekakuan! Bukankah berkenalan dengan orang2 baru selalu menyenangkan? 😉

Kita disambut sama Linh Ngo Thi Phuong, yang memberikan preview, tes hari itu akan berjalan seperti apa. All excited, all happy, all curios, all want more! Ada 5 tes hari itu, Case Study, Panel Discussion I, Presentation, Personal Interview, dan Panel Discussion II yang lebih mirip debat. Tes diselingi istirahat 10 menit. Jadilah habis tes-ke kamar mandi-minum air putih-tes lagi. Benar-benar tes yang menguras energi, ide, dan kecantikan, karena muka kusut dan nggak sempat benerin make up, hahaha! Woooghh, lega rasanya saat tes berakhir dan bisa makan Conello sepuasnya. Nyam nyamm 😛

Setelah tes selesai, saya pasrah. Ikhlas. Saya tau kandidat lain adalah orang-orang terbaik. I’ve done what I should have done, and I believe in what I’ve done. Dan saya menyerahkan semuanya ke tangan Yang Kuasa. Saya hanya berucap,

God, I need miracle. To really win, and to still be a winner if I lose.

12 Juni 2009. Saya sedang ikut dalam rombongan Suzuki ke Lampung, menghadiri pernikahan rekan sekantor Edo yang juga sudah menjadi teman saya. Sekalian jalan2. Apakah yang bisa kita lakukan selain menikmati hidup? 😉 Di Lampung, sinyal Indosat saya sangat jelek. Tiba-tiba seorang kandidat, rekan satu FGD saat Assessment Centre mengabari via SMS bahwa sudah ada email dari Unilever tentang final decission. Dia bilang, sudah ada 4 orang yang keterima Marketing. Wow, what a shockbreaking news right in a sunny bright morning! Seandainya memang cuma 4 atau 5 orang yang keterima di Marketing, this will mean that I’m no longer having a great probability to be choosen as the other lucky one. Saya pun berusaha cek email via GPRS HP. Akhirnya, sesudah berulang kali mencoba sinyal jelek dan harap2 cemas, berhasil buka Gmail! Ada 2 email yang saya terima, email pertama yang tidak komplit, dan email kedua yang komplit : saya diundang untuk medical check-up!

happy Saya pun melakukan aksi banana dancing di depan lift 😀 Tapi ternyata berita bahagianya nggak bertahan lama. Saya menerima email ketiga menyatakan bahwa telah terjadi kesalahan, dan email
sebelumnya di recall. Adakah saya bisa berucap sesuatu?

Sesampainya di JKT pada hari itu juga, saya menelepon HRD Unilever untuk memperjelas maksud sebenarnya. Ternyata kronologisnya begini :

1. email pertama diketik, belom selesai diketik tp nggak sengaja terkirim.

2. dikirimkan recall email untuk menarik email yang belum komplit tadi, (Tapi saya menerimanya belakangan, jadi seolah2 me-recall email yang kedua).

3. email kedua yang komplit dikirimkan

Hufftt. Sampai disini, tidakkah kamu setuju kalau saya bilang bahwa God really has the sense of humor? And there’s no price to pay it.

25 Juni 2009. Kandidat2 yang lolos diundang untuk lunch bersamaan dengan offering day. Karena tinggal medical check up, saya pun mulai mempersiapkan diri sebagai wanita karir, halah2 😛 Sebagai mahasiswa minim modal-tapi-gede-kemauan untuk-tampil-cantik-dan-adorable-saya ditemani Lia ke Gedebage, sebuah pasar baju bekas di Bandung, mau cari kemeja. Namanya juga Gedebage, lama banget nyampenya. Sedang asyik2 bercanda di dalam angkot, Erick menelepon. Ohya, Erick adalah salah seorang HRD yang belakangan namanya jadi populer diantara kandidat karena segala informasi dan update tentang proses rekrutmen berhubungan sama dia. Erick bertanya, apakah saya bisa datang ke Graha Unilever sebelum offering day. Kata Erick, kasus saya-dan Elice dari Universitas Indonesia-berbeda dan ada situasi yang harus diketahui sebelum offering day. Saya bingung, kenapa harus datang sebelum offering day? Apakah mereka mau bilang kalau saya cadangan? 🙁

Akhirnya terjawab sudah semuanya. Ternyata dari kandidat yang lolos di masing2 Unilever lokal, dipilih kandidat untuk Unilever Asia (Regional). Saya untuk Marketing, dan Elice untuk Supply Chain, ditempatkan di Singapore. Ooooo Mayyy Goooodd! Alhamdulillah ya Allah. Alhamdulillah..

Nikmat yang manakah yang bisa saya dustakan?

Setelah semua yang saya jalani. Setelah kuliah yang berliku, disaat aliran dana terhenti, yang memaksa pikiran saya bekerja lebih lama untuk memikirkan bagaimana bisa bertahan. Untuk tetap tersenyum di segala keadaan dan membuat orang berpikir bahwa saya selalu baik2 saja. Terimakasih Allah.

Saya bukan tidak pernah gagal. Saya tidak lolos seleksi P&G Agustus 2008. Saya tidak lolos seleksi BII September 2008. Saya pernah gagal tes di Unilever, Desember 2008. Setelah 6 besar, saya tidak lolos L’oreal, Januari 2009. Saya keterima di perusahaan lain tapi mereka tidak deal dengan permintaan saya, Maret 2009.

Saya percaya, Allah memang membuat kita menunggu untuk mendapatkan yang terbaik. Agar kita lebih siap dan matang. Agar kita bisa belajar dari kegagalan terdahulu. Dan saya percaya, hukum yang sama juga berlaku buat teman-teman. Jangan menyerah, selalu ada kesempatan kedua! Akhirnya, semoga curhatan panjang ini bisa menginspirasi teman2! 😀

Ini adalah sebuah awal. Dimana kemudian akan hadir perjuangan lain yang tidak kalah sengit. Tetap berprasangka baik. Tetaplah memilih untuk bahagia.

Teh Deasy, terimakasih atas forward-an emailnya di milis, membuka jalan buat saya 🙂 Kanda, terimakasih atas semuanya. Siawares, terimakasih atas orang2 luar biasa yang membuat saya tetap percaya pada kekuatan mimpi. PSIK, sekolah hidup saya. Untuk Galuh. Untuk Desti. Untuk Siska. Untuk Andri. Untuk Ika. Untuk Bimas. Untuk Agus. Untuk Surya. Dan orang2 hebat yang padanya saya bisa bercermin tentang pencapaian dan kegagalan.

Dan aku menyebut bagian ini : Bahagia 🙂

Tagged